Pameran Bali Art Lounge #2
PRADNYANA PURUSOTTAMA
Transcending the Past, Present and the Future
Pameran berlangsung: 27 September – 10 Oktober 2025, pukul 09.00 – 17.00 WITA
Tempat: Bali Nusa Dua Hotel, Kawasan Pariwisata Nusa Dua Lot NW/1, Benoa, Kuta Selatan, Badung
Pameran Bali Art Lounge 2025 bertajuk Pradnyana Purusottama dihadirkan sebagai perenungan lintas masa: bagaimana capaian seni rupa mumpuni mampu menyeberangi batas waktu. Karya cemerlang yang telah mempribadi tetap hidup, meski perupanya tiada, mewarnai dinamika lintas generasi. Tajuk ini dimaknai sebagai Kebijaksanaan yang Unggul—bahwa seni bukan sekadar keindahan rupa, melainkan perwujudan pengetahuan dan kebijaksanaan manusia dalam perjalanan kulturalnya.
Pameran ini mengetengahkan karya maestro seperti Nyoman Gunarsa, Made Wianta, dan tokoh Sanggar Dewata Indonesia (SDI)—Made Djirna, Made Bendi Yudha—bersama generasi mutakhir. Mereka berbeda dari generasi Pitamaha era 1930-an (Lempad dkk.), sebab memperoleh pendidikan seni akademis dan bergaul lintas bangsa.
Sejak edisi perdana (Pesona Rupa Puitika, 2024), Bali Art Lounge hadir sebagai ruang temu kreatif: antara karya dan publik, masa lalu, masa kini, dan masa depan. Dari tradisi Batuan dan Keliki hingga abstraksi-konseptual ala SDI, tersaji mosaik transformasi: titik silang tradisi-modernitas, lokalitas-globalitas.
Namun ekosistem seni tidak hanya hidup dari seniman. Ada simpul lain: institusi, ruang apresiasi, kritikus, kurator, komunitas, dan terutama kolektor. Kolektor bukan sekadar pemilik karya, tetapi penjaga nilai, mediator, dan motor keberlangsungan kreativitas. Figur seperti Prof. Dr. IB Yudha Triguna memperlihatkan hal itu—sebagai akademisi, budayawan, sekaligus kolektor, ia memfasilitasi dialog, mendokumentasikan karya, dan menjaga keberanian seniman bereksperimen. Koleksinya merekam jejak lintas dekade, dari dinamika Gunarsa (1944-2017), Wianta (1949-2020), Djirna (lahir 1957), hingga seniman mutakhir seperti Made Wiradana (lahir 1968), Wayan Sunadi (lahir 1969), Ketut Suwidiarta (lahir 1976), Arya Sucitra (lahir 1980), termasuk yang tak tergabung pada SDI semisal Lun Subrata (lahir 1965), Made Surita (lahir 1951) dll.
Selain koleksi, Bali Art Lounge 2025 menghadirkan seniman pilihan: Made Sumadiyasa, Made Gunawan, Nyoman Sujana Kenyem, Putu Sudiana Bonuz, hingga karya Made Wianta. Dengan demikian, Pradnyana Purusottama bukan hanya perayaan karya lintas generasi, melainkan penegasan bahwa seni rupa Bali selalu terbuka untuk bertumbuh. Masa lalu memberi kearifan, masa kini ruang transformasi, dan masa depan cakrawala kemungkinan. Bali Art Lounge hadir sebagai program rutin yang membangun ekosistem sehat dan produktif, merawat tradisi, membuka diri pada modernitas, serta membangun dialog dengan wacana seni global.
Kurator:
Warih Wisatsana
Dewa Putu Sahadewa
Baca juga: "PRADNYANA PURUSOTTAMA" Transcending the Past, Present and the Future
Baca juga: Jejak Sejarah dalam Bali Art Lounge #2