Pameran koleksi Bentara Budaya di Galeri SISI kali ini menghadirkan untuk ketiga kalinya karya-karya perupa yang pernah berpameran di Bentara Budaya Yogyakarta, bertajuk TANDA MATA.
40 tahun yang lalu Bentara Budaya melangkah mengabdi pada jalan seni, dimana saat itu di Yogyakarta memiliki kebutuhan mendesak akan kantong seni dan budaya. Semakin bertambahnya jumlah para perupantidak disertai dengan jumlah kantong-kantong budaya sebagai wadah aspirasi mereka. Sehingga para perupa ‘rindu’ dan butuh suatu wadah yang bisa menampung inspirasi dan aspirasi mereka. Sindhunata yang saat itu masih wartawan Kompas, menyampaikan situasi tersebut kepada pimpinan Kompas, Jakob Oetama. Beliau merespon dengan cepat. Kebetulan ada sebuah gedung yang belum dimanfaatkan oleh toko buku Gramedia. Singkat cerita sesudah melalui beberapa proses, terbentuklah lembaga kebudayaan Kompas Gramedia yang siap berkiprah dengan nama Bentara Budaya.Yang berarti Utusan Budaya.
Bentara Budaya bersyukur bisa bekerjasama dengan para perupa Indonesia yang telah mewarnai kegiatan Bentara Budaya. Tak terbilang acara pameran yang bernafaskan seni dilaksanakan di 4 venue Bentara Budaya saat itu (Yogyakarta, Jakarta, Solo dan Bali).Terhitung lebih dari 40 tahun sudah mengawal dan melestarikan seni budaya yang berawal di Bentara Budaya Yogyakarta. Selama masa itu Bentara Budaya juga telah banyak menerima ucapan terimakasih dari para seniman berupa “tanda mata” karya perupa yang berpameran . Jumlahnya lebih dari 500 karya yang kini ditempatkan di ruang koleksi di Bentara Budaya Jakarta.
Galeri SISI Bentara Budaya Jakarta dengan senang hati berbagi pandangan mata dengan memamerkan sebagian kecil karya-karya yang pernah dipamerkan dalam pameran TANDA MATA di Bentara Yogyakarta dan kali ini disuguhkan di Bentara Budaya Jakarta. Pada bulan Desember 2018-2019 dilakukan pameran dengan pembagian periode yaitu TANDA MATA III, menampilkan karya Kadafi, I Made Toris Mahendra, I Wayan Wirawan, Fibri Andriyanto,Entang Wiharso, Hamzah, Alfi Jumaldi, I Nengah Sujena, Sang Made Alit Setiawan,Acep Zamxam Noor, Aris Prabowo,Teguh Payn, Budiyana, Andi Firmanto Bonny Setiawan, I Komang Gede Tedja Mulya, Yusron Mudakhir, Erica Hestu Wahyuni, dilanjutkan dengan TANDA MATA IV di pertengahan Januari hingga pertengahan Februari 2019 menampilkan karya Slamet Siyanto, Pracoyo I Ngh Wirakesuma, Tisna Arief eko Saputro,Gunawan, Y.Eka Suprihadi, Acep Zamzam Noor, Wiwik Sri Wulandari, Yulis Armita, Daru Sukamto,Agus Heru Prasetyo, Bambang Kusdirgonugroho,Agung Hanafi, Arief Eko Saputro, Dadang Imawan, Wahyu Dwi J, I made Arya Dwita, Zamrud SN, Ay Tjoe Christin, Kurniasari, Agus Yulianto, Meilina Mirasari,Putu Winasa. 2020-2022 sempat vakum untuk pameran Tanda Mata dikarenakan mewabahnya pandemi.
Maret 2023 akan menjadi pembuka pameran koleksi di Galeri Sisi. Koleksi yang ditampilkan akan beragam dan dilakukan per periode yang (biasanya) berlangsung selama 2 bulan. Kali ini menampilkan karya Tanda Mata ke V dengan perupa sebagai berikut: Watoni, Tjipto, Sadarisman, Zipit Supomo,Kadafi, Putu Sutawijaya, Budi Ubrux, Bibit Jrabang, Cia Syamsiar, Awiki, Yogie Setiawan, Gusti Alit, Ibnu Banuardi, Iin Risdawati, Dyan AnggrainiOuda Teda Ena, Ibrahim,Dona Prawita Arisuta, I Wayan Wirawan, I Made Dyana, Yusra Martunus, Azhar Horo, S. Dwi Stya Acong.
Nama-nama di atas memberikan keragaman variasi, corak, dan gaya. Dari realis seperti karya Budi Ubrux hingga gaya rennasaince karya Ibnu Banuardi. Termasuk di dalamnya karya dengan gaya surealis dan abstrak. Dari mereka yang sudah terpeta di ranah senirupa Indonesia maupun yang mulai menjajagi senirupa Indonesia. Masih banyak lagi karya perupa yang akan bisa dinikmati khalayak dalam seri pameran Tanda Mata berikutnya selama beberapa tahun ke depan. Semoga bisa memberikan edukasi kepada umum dan meramaikan dunia senirupa pada khususnya. Selamat berapresiasi.
Salam Budaya,
Ika W. Burhan