Sabtu, 2 Maret 2019 pukul 14.00 – 17.00 WIB
di Gramedia Balaikota Jl. Pemuda 138, Sekayu, Semarang
Sebagai bagian dari upaya mengenang sastrawan Nh. Dini yang berpulang pada 4 Desember 2018, Bentara Budaya menggelar serangkaian obituari di 4 kota, yakni diawali di Jakarta, Solo, Denpasar, dan ditutup di Semarang, kota kelahiran sang pengarang.
Acara ini bukan hanya diniatkan demi mengingat sosok Nh. Dini melainkan juga untuk turut mendekatkan karya-karyanya terhadap khalayak luas, khususnya para pembaca muda. Sepanjang hidupnya, Nh. Dini telah menulis puluhan buku yang telah mewarnai perjalanan kesusastraan di Indonesia. Beberapa judul yang dikenal dan dipujikan antara lain Pada Sebuah Kapal (novel, terbit pertama kali 1972), La Barka (novel, terbit pertama kali 1975), Padang Ilalang di Belakang Rumah (novel, terbit pertama kali 1978), Keberangkatan (novel, terbit pertama kali 1987) dan sebagainya.
Khusus untuk kegiatan di Semarang, topik diskusi yang diangkat adalah Semarang dalam Karya NH Dini. Ini karena Nh. Dini terbilang intens menjadikan Semarang sebagai latar cerita maupun inspirasi kepengarangannya. Di samping itu, terbuka pula kemungkinan pembahasan yang lebih luas, meliputi perkembangan kesusastraan di Semarang atau perihal pertautan hubungan antara para pengarang dengan kota-kota yang menjadi lokasi mukimnya. Bahkan kesenimanan Nh. Dini yang terkait dengan Semarang tidak hanya terbatas pada sastra. Bersama kakaknya, Teguh Asmar, semasa remaja Nh. Dini mendirikan perkumpulan seni “Kuntjup Seri“ di Semarang yang kegiatannya berlatih karawitan, bermain sandiwara, dan menyanyi tembang Jawa maupun lagu Indonesia lainnya. Bahkan sejak tahun 1986, Nh. Dini juga membina anak-anak untuk menulis di Pondok Sekayu, Desa Kedung Pani.
Tampil sebagai narasumber diskusi antara lain S. Prasetyo Utomo serta Triyanto Triwikromo. Keduanya merupakan sastrawan yang terbilang dekat dengan sosok Nh. Dini. Adapun S. Prasetyo Utomo selain mengajar di Universitas PGRI Semarang juga aktif menulis esai maupun cerpen yang telah dimuat di Horison, Jawa Pos, Koran Tempo, Suara Pembaruan serta terangkum sebagai Cerpen Terbaik Kompas tahun 2008-2010. Bukunya yang telah terbit antara lain novel Bidadari Meniti Pelangi (Penerbit Buku Kompas, 2005), novel Tangis Rembulan di Hutan Berkabut (HO Publishing, 2009) dan sebagainya.
Sedangkan Triyanto Triwikromo merupakan sastrawan yang juga jurnalis di Harian Suara Merdeka. Dia mendapat anugerah Tokoh Seni Pilihan Tempo 2015 (Sastra-Puisi) setelah menulis Kematian Kecil Kartosoewirjo. Buku yang sama juga masuk Lima Besar Kusala Sastra Khatulistiwa 2014-2015. Ia juga memperoleh Penghargaan Sastra 2009 Pusat Bahasa untuk buku kumpulan cerpen Ular di Mangkuk Nabi. Adapun Surga Sungsang (buku cerita terbitan Gramedia Pustaka Utama, 2014) masuk lima besar Kusala Sastra Khatulistiwa 2013-2014.
Selain diskusi, acara juga dipadukan dengan pembacaan karya dan musikalisasi novel dari Komunitas Bengkel Sastra Taman Maluku – Semarang. Ada pula pemutaran video mengenai kehidupan sehari-hari NH Dini berikut sekitar dokumentasi semasa mukimnya di Ungaran dan Banyumanik. Testimoni atas sosok dan kekaryaan NH Dini juga terbuka bagi para sahabat dekat maupun seniman-seniman Semarang yang pernah dekat serta akrab dengan sang sastrawan.