Moelyono, Pelukis yang Terinspirasi Ludruk
Ludruk adalah kesenian rakyat yang berkembang di daerah Jawa Timur, tepatnya di sekitar Surabaya - Malang. Meski bernafas kerakyatan, ludruk demikian hidup mementaskan masalah-masalah sosial, budaya hingga politik. Dengan gaya bermainnya yang "sersan", alias serius tapi santai. Ludruk memiliki spirit perlawanan, egaliterisme dan artistik.
Adalah Moelyono, seorang Pelukis yang pada setiap lukisannya terinspirasi dari ludruk. Moelyono mengadakan pameran tunggal yang pertama di Bentara Budaya tahun 2007. Setelah melanglang buana, akhirnya tahun ini kembali lagi ke Bentara Budaya untuk pameran tunggalnya yang keenam.
Moelyono berasal dari Tulung Agung, Jawa Timur, tetapi ia terpikat pada ludruk di Jombang, dengan Ludruk Budhi Wijaya.
Pameran keenam ini dikurasi oleh banyak kurator kenamaan, seperti Sindhunata, Frans Sartono, Efix Muljadi, dan kawan-kawan.
Pameran lukisan yang memajang sembilan lukisan Moelyono ini, didampingi oleh pemain-pemain Ludruk Budhi Wijaya.
Pada pembukaan pameran tunggal yang dibuka oleh Ketua Dewan Kesenian Jakarta, Bambang Priyadi dengan memukul kentongan. Diakui oleh Moelyono sebagai pameran yang mandiri, karena dibiayai oleh hasil penjualan lukisannya.
Salah seorang kolektor lukisan Moel adalah Syarif Sungkar sangat menyukai karya Moel karena menunjukkan semangat kerakyatan, denyut wong cilik dalam bentuk Seni Rupa Ludrukan Desa. Karena cerita-cerita ludruk banyak disekitar pabrik gula maka disimbolkan dengan tebu dan arit.
Pada pembukaan pameran tunggal ini pada hari Kamis, 10 Juli 2025 sempat dipentaskan satu babak ludruk.
Pada hari Jumat 11 Juli 2025 sore hari akan diselenggarakan diskusi yang dilanjutkan dengan pertunjukan ludruk secara penuh. Dengan lakon "Geger Pabrik Gula" yang menggambarkan kerusuhan pada pabrik gula Kerep pada tahun 1920, saat rakyat petani dan buruh tebu memberontak pada Pemerintah kolonial Hindia Belanda.
Ludruk adalah kesenian khas Jawa Timur yang dibawakan dengan dialek Jawa Timuran, yang diselang seling dengan umpatan.
Dalam keseriusan selalu muncul guyonan, bahkan tentang topik yang sedang hot saat ini, seperti makan siang gratis.
Pameran tunggal lukisan Moelyono dapat disaksikan dari tanggal 11-19 Juli 2025 di Bentara Budaya, Palmerah, Jakarta Pusat dari jam 10.00-18.00 WIB.
Bagi para pecinta seni, jangan sia-siakan pameran lukisan yang satu ini.
Link artikel: https://www.kompasiana.com/sutiono/68705f29ed64152fd51c09f2/moeljono-pelukis-yang-terinspirasi-ludruk