Perbincangan bersama Jumaldi Alfi makin seru dengan mengulas jejak-jejak budaya Minang dalam proses berkaryanya. Baginya, yang diungkap dalam karya bukanlah ciri visual, melainkan cara berpikir orang Minang. “Semangat metaforik mendorong cara pandang tentang obyek tidak semata sebagai obyek, tapi simbolik,”ujar Uda Alfi, panggilan akrabnya. Obrolan bergulir ke soal pembubuhan tandatangan pada kanvas yang merefleksikan cara pandang spiritualitasnya. Sejak tahun 2007, muncul kesadaran darinya soal makna pencipta dan perannya sebagai seniman. “Saya bukan pencipta, saya hanya eksekutor.” Mungkin ini cara pandang yang personal. Tapi, tentu penting kita renungkan bersama-sama. Sebagaimana kutipan inspirasi yang dipetiknya dari pemikiran Buya Syafii Maarif, bahwa agama dan seni bisa beriringan. Wah, bagaimana persisnya? Simak dalam podcast Bentara Budaya edisi Jumaldi Alfi berikut ini!