BERLANGGANAN
Dapatkan informasi tentang Bentara Budaya langsung ke surelmu. Daftarkan dirimu sekarang!

Kembali ke Video

Raphael Wregas Bhanuteja (lahir 20 Oktober 1992) adalah seorang sutradara dan penulis skenario asal Indonesia. Pada tahun 2016, Wregas menjadi sutradara Indonesia pertama yang memenangkan penghargaan Cannes Film Festival, untuk film pendeknya berjudul Prenjak. Prenjak terpilih dalam Semaine de la Critique ke-55, Festival Film Cannes 2016 dan dianugerahi Leica Cine Discovery Prize untuk film pendek. Selama studinya, Wregas menghasilkan beberapa film pendek, antara lain Senyawa (2012), yang diambil dari film seluloid 16 mm.Pada tahun 2014, Wregas lulus dari Institut Kesenian Jakarta dengan tugas akhir, sebuah film pendek berjudul Lemantun (2014) tentang lemari warisan neneknya.Lemantun meraih beberapa penghargaan film pendek terbaik, yaitu dalam Festival Film Pendek XXI 2015 dan Apresiasi Film Indonesia 2015. Tahun 2019, Wregas menyutradarai Tak Ada Yang Gila Di Kota Ini/No One Is Crazy In This Town (2019). Film tersebut terpilih untuk mengikuti kompetisi Wide Angle: Asian Short Film Competition sebagai bagian dari Festival Film Internasional Busan yang diadakan pada 3-12 Oktober 2019 di Busan, Korea Selatan. Film ini adalah adaptasi dari cerita pendek dengan judul yang sama karya Eka Kurniawan. Penyalin Cahaya (2021), adalah film panjang pertama yang disutradarai oleh Wregas. Film yang diproduksi oleh Rekata Studio dan Kaninga Pictures ini dirilis perdana di Busan International Film Festival bulan Oktober lalu. Menceritakan Sur, seorang mahasiswi yang terancam kehilangan beasiswanya karena dianggap mencemarkan nama baik fakultas akibat swafotonya saat sedang mabuk beredar luas, Penyalin Cahaya berhasil menyabet 12 penghargaan termasuk penghargaan Film Terbaik di Festival Film Indonesia 2021. Di ajang ini pula, Wregas mendapatkan penghargaan sebagai Sutradara Terbaik.