Pameran Seni Visual “UTOPIA”
Pembukaan pameran: Jumat, 5 Desember 2025 pukul 17.00 WITA
Pameran berlangsung: 6 – 14 Desember 2025
Tempat: Tujili Hotel Seminyak, Jl. Drupadi Seminyak No. 9, Kuta, Bali
Menjelang pergantian tahun 2025, ruang keseharian kita terus dijejali kabar-kabar yang menyesakkan: perang, kerusuhan, bencana alam, hingga berbagai bentuk kejahatan yang seolah tak pernah berhenti. Arus informasi yang deras—yang hadir tanpa henti melalui layar gawai di genggaman—tak jarang membuat dada sesak dan kewarasan kita diuji setiap waktu. Di tengah gempuran itu, kita membutuhkan ruang untuk bernafas; sebuah oase tempat kesadaran dipulihkan dan harapan kembali ditumbuhkan, sebuah utopia.
Melalui tema UTOPIA, Bentara Budaya dan Komunitas Seni Rupa HOCA (House Of Cartoon maniA) mengajak para seniman dalam pameran ini menghadirkan visi tentang dunia yang lebih ideal. Mereka tidak hanya menyoroti kekeliruan dan absurditas zaman, tetapi juga menunjukkan kemungkinan yang seyogianya ada, bukan hanya apa yang sedang terjadi. Upaya ini menjadi penting di tengah derasnya arus informasi dan kabar-kabar muram yang mengisi ruang publik kita. Pameran ini menjadi oase yang mengajak kita melihat ulang masa kini sambil membayangkan masa depan yang lebih manusiawi, harmonis, dan egaliter.
Pameran ini menghadirkan 17 perupa anggota HOCA yang berasal dari berbagai daerah. Ketujuhbelas seniman tersebut adalah Agus Yudha (Denpasar), Andhika Wicaksana (Denpasar), Beng Rahadian (Jakarta), Damuh Bening (Denpasar (Jakarta), Den Dede (Makassar), Ika W Burhan (Bogor), I Wayan Nuriarta (Denpasar), I Made Marthana Yusa (Tabanan) , I Komang Try Adi Stanaya (Denpasar), Ninik Juniati (Surabaya), Pinky Sinanta (Karangasem), Putu Ebo (Denpasar), Pradya (Denpasar), Supradaka (Jakarta) , Thomdean (Tangerang) dan Yere Agusto (Denpasar) dan Yulius Widi Nugroho (Surabaya). Para perupa menghadirkan 52 karya dalam berbagai bentuk karya visual berupa Lukisan, Ilustrasi, Kartun, maupun tenun (fashion).
Keistimewaan Pameran Seni Rupa “UTOPIA 2025”, selain kerjasama dengan Bentara Budaya, juga terletak pada kolaborasi antara HOCA dengan Baliola, start up yang menginisiasi Sertifikat Digital Kraflab berbasis Blockchain. Seluruh karya yang ditampilkan sudah disertifikasi dengan perlindungan pencatatan digital yang tak bisa diubah dalam Blockchain. Hal ini adalah terobosan baru dalam perlindungan karya dan peningkatan value. Umumnya sertifikat dikeluarkan oleh kreatornya sendiri yang memiliki kemungkinan untuk digandakan atau dipalsukan oleh pihak-pihak yang tak bertanggungjawab.