Pameran Arsip dan Ilustrasi
“Petak Umpet Sastra Anak”
Pameran berlangsung: 7 – 16 November 2025
Tempat: Bentara Budaya Yogyakarta, Jl. Suroto No. 2, Kotabaru, Yogyakarta
Petak Umpet Sastra Anak mengisyaratkan bahwa ada yang bersembunyi dalam lalu Lalang perbukuan di Indonesia. Ia yang bersembunyi, sejatinya kita kenal dan sama sama tahu sebab sebelum permainan petak umpet dimulai, semua yang terlibat dalam permainan berkumpul dalam satu lingkaran. Ia ada, hanya saja tidak tampak. Ia, boleh jadi dianggap tidak ada. Namun anggapan itu ternyata tak bisa menafikankeberadaannya.
Setelah melakukan hompimpa, yang menangakan bersembunyi. Kita, yang kalah, yang “dadi”, mesti mulai berhitung lalu mencari teman-teman yang terlibat dalam petakumpet. Dalam perumpamaan semacam itu, kita, orang tua atau orang dewasa, perlu segera berhitung dan mencari bacaan-bacaan yang layak untuk kita wariskan kepada anak- anak. Pencarian yang paling mungkin dilakukan yakni membuka arsip dan tumpukan buku-buku kita di rumah, sebelum ke perpustakaan atau toko buku.
Kerja-kerja semacam itulah yang kiranya juga dilakukan para illustrator dan tim kurator Pameran Arsip dan Ilustrasi bertajuk “Petak Umpet Sastra Anak” ini. Para illustrator “dipaksa” membaca lagi buku-buku bacaannya di masa lalu sebelum menyajikan imajinasinya dalam karya visual. Sementara tim kurator berupaya menyisir arsip sekaligus buku buku koleksi pribadi dari masa kelahiran Pak Lik dan Bu Lik kami untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai sastra anak
Indonesia yang terlintas di kepala.
Setelah melewati proses tersebut, kami sedikit menyadari bahwa proyek pengadaan buku bacaan Inpres di masa Orde Barutak semuanya berkualitas buruk, bahwa tidak banyak penerbit yang berani mempertarungkan idealism dan tren buku laris, bahwa selalu saja ada penulis dan illustrator yang sepenuh hati ingin membangun kualitas sastra anak di tanah air, bahwa penghargaan sastra anak dalam negeri masih perlu diperjuangkan, bahwa buku-buku sastra anak yang berkualitas dari masa silam penting untuk terus diadakan.
Meski begitu, sampul-sampul buku atau ilustrasi yang ditampilkan sebagai “wajah” dalam pameran ini bukanlah pernyataan “terbaik”.
Mereka ialah pemberi warna. Karya-karya yang baik maupun yang buruk merupakan bagian integral dari ekosistem sastra anak Indonesia secara keseluruhan. Rasanya permainan “Petak Umpet Sastra Anak” ini masih berlangsung dan kita memang masih harus mencari.
Yogyakarta,7 November2025
Kurator