"HABIS GELAP TERBITLAH TERANG"
Pameran Tunggal Sasya Tranggono
Mengetengahkan Perempuan, Merayakan Kehadiran San Ketangguhan
Kurator: Hilmi Faiq
Pembukaan Pameran: Senin, 21 April 2025, Pukul 16.30 WIB
Dibuka oleh: Ibu Veronica Tan
Wakil Menteri (Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI)
Pameran berlangsung: 21 April – 21 Mei 2025, Pukul 10.00 – 17.00 WIB
(Hari Minggu dan Libur Nasional TUTUP)
Tempat: Bentara Budaya Art Gallery Lantai 8, Menara Kompas, Jl. Palmerah Selatan No. 21, Jakarta Pusat
Mengetengahkan Perempuan
Karya seni Sasya Tranggono secara simbolis mengeksplorasi pemberdayaan perempuan melalui tiga zona utama: Bunga, Kupu-Kupu, dan Wayang. Karya ini bukan hanya indah secara visual namun juga penuh makna filosofis yang menggambarkan transformasi kehidupan perempuan.
Zona pertama, “Bunga,” merepresentasikan feminitas, kehidupan, dan harapan. Bunga digambarkan sebagai simbol aktif yang menentang stereotipe patriarki tentang perempuan sebagai makhluk pasif. Sasya secara personal mengaitkan transformasi pribadinya, terutama perubahan media lukisannya dari cat minyak menjadi cat air, mencerminkan perubahan dari keterbatasan menuju pembebasan diri yang sadar.
Zona kedua, "Kupu-Kupu," merepresentasikan metamorfosis perempuan yang melewati berbagai tantangan menuju pembebasan dan keindahan. Kupu-kupu dalam karya Sasya adalah simbol kekuatan intrinsik perempuan, digambarkan melalui penggunaan batu permata, menunjukkan nilai, kemandirian, serta kekuatan perempuan. Secara psikologis, kupu-kupu juga melambangkan proses individuasi perempuan dalam menemukan identitas diri yang otentik dan matang.
Zona ketiga, "Wayang," menunjukkan akar budaya Indonesia yang kuat dalam identitas perempuan. Sasya menggambarkan wayang dengan interpretasi pribadi yang melampaui batas-batas tradisi, mencerminkan keberanian perempuan dalam mendefinisikan ulang peran dan identitasnya di masyarakat. Wayang menjadi medium simbolis untuk mendialogkan kembali konflik identitas yang diwariskan budaya patriarki, sekaligus merayakan budaya sebagai bagian integral dari identitas perempuan.
Ketiga zona tersebut secara bersama-sama menyajikan narasi utuh tentang kehidupan perempuan, mendorong pemahaman mendalam tentang kompleksitas pengalaman perempuan. Lewat karya ini, Sasya Tranggono menawarkan refleksi dan inspirasi mengenai pentingnya kesadaran diri, otonomi, dan pemberdayaan perempuan dalam konteks budaya dan lingkungan sosial yang lebih adil dan inklusif.
Jakarta, 10 April 2025
Hilmi Faiq, Kurator