Pameran Vintage Books Era Nederland Indie
LAJANG WATJAN
Pembukaan pameran: 10 Maret 2025, pukul 16.00 WIB
Pameran berlangsung: 11 - 19 Maret 2025, pukul 10.00 - 21.00 WIB
Bentara Budaya Yogyakarta, Jl. Suroto No. 2 Kotabaru, Yogyakarta
Buku adalah sarana pengantar ilmu pengetahuan di samping para guru yang mengajarkan ilmu. Dengan buku, manusia bisa belajar ilmu, seni, dan agama. Ketiga pilar peradaban ini jika disatukan akan menghasilkan manusia yang cerdas dan berakhlak.
Untuk mengenang jasa-jasa para ilmuwan, pengarang, dan penerbit buku di masa kolonial yang telah bersusah payah menerbitkan ratusan bahkan ribuan buku, Bentara Budaya mengapresiasi dan mengangkat karya-karya buku mereka dalam sebuah pameran buku
"Lajang Watjan."
Sejarah panjang pendidikan di Indonesia bermula ketika pemerintah Belanda menerapkan Tanam Paksa di zaman Van Den Bosch yang mengakibatkan rakyat Indonesia menderita dan menimbulkan banyak korban meninggal. Ini memicu gelombang protes dari kalangan liberal di Belanda yang dipimpin Deventer dan Douwes Dekker melalui bukunya Max Havelaar.
Kritik ini didengar Ratu Wilhelmina dan akhirnya September 1901 diberlakukanlah Politik Etis (politik balas budi). Dari sinilah pendidikan di Indonesia mulai berkembang dan melahirkan golongan terpelajar yang melahirkan organisasi Budi Utomo, Sarekat Islam, dan lain-lainnya, yang pada akhirnya mengantarkan Kemerdekaan Indonesia.
Dalam pameran ini, kami ingin menampilkan berbagai penerbit yang berjuang ikut memajukan Bangsa dalam alam kolonialisme Belanda sampai dengan alam kemerdekaan Indonesia di tahun 1950-an, masa di mana Belanda masih menguasai Indonesia sampai tahun 1949 dengan aksi clash I dan clash II.
Penerbit-penerbit yang kami pilih adalah penerbit-penerbit milik pemerintah Hindia Belanda, seperti Balai Pustaka dan penerbit swasta Belanda di berbagai kota, kemudian penerbitan swasta bentukan bumiputra lainnya. Penerbit itu antara lain TAN KHOEN SWIE dari Kediri, SADU BUDI Surakarta, Tanojo, S.M. DIWARNO Kotagede Yogyakarta, Balai Pustaka, dan berbagai penerbit-penerbit dari kota-kota di Indonesia.
Bacalah demikian anjuran para guru dan cerdik pandai, karena dengan membaca kita akan menambah ilmu pengetahuan dan menjadi maju.
Yogyakarta 6 Maret 2025
Hermanu