Pameran "Cinta yang Tampak": Eksplorasi Narasi Urban dalam Karya Arief Budiman & Untung Budiono
Kurator: Rotua Magdalena
Pembukaan pameran: Jumat, 14 Februari 2025, Pukul 19.00 WIB
Diresmikan oleh: Slamet Rahardjo Djarot
Akan ada Karaoke Night oleh DOMiSTiC b2b BACHOXS
Rangkaian Acara:
Podcast DPP MATURE & Artist Talk – Bersama Irvin Domi
Sabtu, 15 Februari 2025, Pukul 15.00-16.30 WIB
Live Mural “Adam & Maryam” oleh The Barkomuns
22-23 Februari 2025, Pukul 14.00-18.30 WIB
Live Sketch “Menggambar Model”
Minggu, 23 Februari 2025, Pukul 15.00-17.00 WIB
Pameran berlangsung:
15 – 23 Februari 2025, Pukul 10.00 – 18.00 WIB
Tempat: Bentara Budaya Jakarta, Jl. Palmerah Selatan 17 Jakarta
Dua seniman urban, Arief Budiman dan Untung Budiono, menghadirkan pameran seni rupa bertajuk “Cinta yang Tampak" di Bentara Budaya Jakarta. Pameran ini menampilkan 29 karya lukisan dan 2 instalasi sebagai refleksi atas kehidupan urban yang penuh dengan dinamika, hiruk-pikuk, sekaligus kehangatan yang tersembunyi di balik lapisan-lapisan kota.
Melalui berbagai karya dengan medium akrilik di atas kanvas kedua seniman ini menampilkan eksplorasi tema sosial, budaya, politik, hingga lingkungan. Dengan latar belakang sebagai muralis yang telah lama berkarya di ruang-ruang publik, Arief dan Untung menyampaikan narasi visual yang tajam, mengajak kita untuk menyelami realitas kota dengan perspektif berbeda.
Eksplorasi Narasi dalam Seni Visual
Arief Budiman dan Untung Budiono menampilkan berbagai karya dengan pendekatan artistik yang kuat. Salah satu karya Arief, "Asli dan Tiruan", mengangkat kontradiksi antara realitas dan ilusi di era digital, di mana teknologi sering kali menciptakan dunia tiruan yang seolah lebih nyata dari kehidupan itu sendiri.
Sementara itu, Untung Budiono menghadirkan karya "Rich Crocodile", sebuah kritik terhadap keserakahan manusia, yang digambarkan melalui metafora seekor buaya kaya yang melambangkan kerakusan dan eksploitasi. Karya lainnya, seperti "Perempuan Kuat", menggambarkan peran perempuan dalam menghadapi tekanan sosial dan ekonomi di kota besar.
Salah satu karya yang mencuri perhatian adalah “Celebration Day", di mana perayaan penuh warna menjadi metafora tentang kekuasaan, manipulasi, dan korupsi. Lukisan ini menampilkan badut dan tokoh Pinokio yang membagikan "kue kekuasaan" kepada tikus-tikus bersetelan jas—simbol satir terhadap dinamika politik dan ekonomi masa kini.
Lebih dari Sekadar Pameran
Pameran ini tidak hanya menghadirkan karya-karya yang menggugah pemikiran, tetapi juga menjadi ruang refleksi tentang kondisi sosial masyarakat urban. Bentara Budaya sebagai ruang budaya berupaya memberikan wadah bagi seniman untuk mengekspresikan gagasan mereka dan mengajak publik berdiskusi tentang makna di balik setiap karya.
Pameran ini merupakan ajakan untuk melihat kota dengan cara yang berbeda—bukan hanya sebagai ruang yang penuh dengan kesibukan, tetapi juga sebagai tempat yang menyimpan berbagai cerita, emosi, dan makna yang lebih dalam.