Pameran dan Diskusi
“JAKARTA DARI BAWAH TANAH”
Pembukaan pameran: Selasa, 24 September 2024 pukul 19.00 WIB
Dibuka oleh: Judi Wahjudin, S.S., M.Hum. (Dirktur Perlindungan Kebudayaan, Kemendikbudristek
Dimeriahkan oleh: Keroncong Duta Jakarta
Pameran berlangsung: 25 – 29 Septemebr 2024 pukul 10.00-18.00 WIB
Tempat: Bentara Budaya Jakarta, Jl. Palmerah Selatan No. 17 Jakarta Pusat
Bentara Budaya bersama Perkumpulan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) dan Museum dan Cagar Budaya (MCB) Kemendikbud-Ristek menggelar Pameran dan Diskusi Temuan Arkeologi di Jalur Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta “Jakarta Dari Bawah Tanah”. Pameran yang berlangsung pada 24-29 September 2024 ini didukung oleh Bentara Budaya Jakarta (BBJ), MRT Jakarta, KITLV, dan Dinas Kebudayaan DKI Jakarta.
Kegiatannya berupa pameran dan diskusi tentang berbagai temuan arkeologis dari penggalian di proyek pembangunan MRT Jakarta di Kawasan Glodok dan Pintu Besar Selatan. Tujuannya adalah untuk membuka cakrawala kesejarahan Kota Jakarta dan mendorong kesadaran masyarakat untuk ikut serta menjaga, merawat, serta melestarikan kebudayaan Indonesia.
Peta Batavia
1. Benteng kota yang didirikan lengkap pada 1681 dengan delapan pintu. Di tengah kota mengalir Kali Besar (Groote Rivier), cabang Sungai Ciliwung yang menyatu dengan Sungai Krukut yang dapat dilalui dari laut ke selatan kota.
2. Sebelum dihancurkan VOC, permukiman di masa Pangeran Jayakarta sudah dikelilingi kanal yang digali di sebelah barat Sungai Krukut dengan tepian yang diperkuat oleh cerucuk kayu sebagai sistem pertahanan. Pertahanan dan permukiman ini dihancurkan oleh Jan Pieterzoen Coen, dan kanalnya dipertahankan dengan menambah bangunan benteng.
Sejarah Jakarta
1. Data tertua permukiman Kota Jakarta adalah dari bukti hadirnya benda-benda prasejarah sebelum era Masehi (gerabah dan kapak batu) di sepanjang Sungai Ciliwung. Bukti tertulisnya adalah prasasti abad ke-5 M dari Kerajaan Tarumanagara, ditemukan di desa Tugu dekat Tanjung Priok. Isinya tentang pembuatan kanal untuk mengatasi banjir.
2. Nama Batavia sebagai kota berasal dari kata Batavier, yaitu nenek moyang bangsa Belanda dan Jerman. Gubernur Jenderal Pertama VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie atau Perserikatan Dagang Hindia-Timur), Jan Pieterzoon Coen, menamainya Batavia. Ia merebut Jayakarta tahun 1619 dari tangan Kesultanan Banten.
Pelayanan trem Batavia
Mulai April 1869 dioperasikan oleh Bataviasche Tramweg Maatschappij (BTM) dengan penggerak kuda asal Jawa Barat dan Sumatra. Pada 1881 penggeraknya menjadi lokomotif uap asal Jerman, lalu pada 1885 diganti dengan penggerak listrik sampai ditutupnya pelayanan trem pada 1962 jelang Asian Games ke-4 di Jakarta. Seluruh aset trem diserahkan ke Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) yang kini bergabung dengan Djawatan Angkutan Motor Repbublik Indonesia (DAMRI).
Gambar sistem saluran air bersih VOC tahun 1730.
1. Air dari kanal Molenvliet, sebelum disalurkan menggunakan pipa dalam tanah, air dijernihkan dahulu di fasilitas Waterplaats di Glodok (kini berdiri gedung Orion). Pembuatan saluran ini diperkirakan saat Gubernur Jenderal Gustaaf Willem (Baron) van Imhoof di Batavia (1743 – 1750).
2. Pada 1773-1784: Bangunan air mancur berdiri di depan Balai Kota, menandakan saluran air VOC selesai dibuat dan difungsikan. Masyarakat dapat mengambil air gratis dari pancuran menggunakan wadah-wadah yang dipikul oleh para budak.
Komoditas Keramik
Temuan di hamper semua situs arkeologi di daerah ini adalah keramik impor dari Cina, Jepang, Thailand, Belanda, dan Jerman. Keramik-keramik berbeda kualitas ini memberikan informasi luasnya jaringan perdagangan Nusantara dengan Asia dan Eropa.
Kapal-Kapal di Laut Nusantara
Pelayaran lintas samudera berperan penting dalam perdagangkan rempah. Pelaut-pelaut Nusantara sudah mengarungi laut hingga ke Laut Cina Selatan sejak masa prasejarah. Jakarta menjadi pelabuhan singgah pedagang berbagai bangsa. Kapal-kapal ini dapat dibedakan teknologinya dari konstruksi dan bentuk layarnya.
Rempah bernilai emas
Kekayaan rempah Nusantara sangat dibutuhkan masyarakat dunia. Komoditas unggulannya adalah cengkeh (Syzygium aromaticum) dan pala (Myristica fragans). Cendana (Santalum album), getah damar (Agathis dammara), kayu sepang (Caesalpinia sappan), dan buah pinang (Arenga cathecu) diperdagangkan ke Asia sampai Eropa. Merica (Piper nigrum) asal India, sejak abad ke-17 dibudidayakan di Jawa dan Sumatra untuk memenuhi kebutuhan dunia. Rempah-rempah ini digunakan sebagai bahan obat, bumbu makanan, pewarna, dan pengharum.
Pemindaian Digitrack dan Photogrammetry
Di bawah Jalan Pintu Besar Selatan, kedalaman rata-rata 2 meter, ditemukan saluran air VOC, namun sukar dideteksi. Teknologi pemindaian digital membantu mengetahui lintasan saluran air yang secara visual tidak terlihat dan hasilnya dapat diolah menjadi foto tiga dimensi yang sangat tajam.
Pembuatan Bata Di Batavia abad 18
Pengetahuan membuat bata sudah lama dikuasai bangsa Indonesia sebelum pengaruh Eropa dengan pembakaran terbuka. Teknik yang diperkenalkan di masa VOC adalah tungku tertutup. Bata yang dibuat di Batavia berkualitas baik yang diawasi pembuatannya oleh petugas VOC.
Tanggul Kayu Molenvliet
Bantaran kanal Molenvliet diperkuat dengan tanggul supaya tidak runtuh. Phoa Bing Ham memasang tanggul kayu, meniru teknologi di belanda. Konstruksi tanggul terlihat di gambar bagian depan kediaman Gubernur Jenderal VOC Reiner de Klerk. Survei tahun 2022 berhasil mendokumentasikan keberadaan tanggul kayu itu di tepi kanal sisi barat Jalan Hayam Wuruk yang masih dalam kondisi utuh.