“Pohon yang kita tanam berbuah mekar, berkembang sehingga jadi berkat yang bermanfaat bagi sebanyak mungkin orang.”
Jakob Oetama (1931-2020)
Bentara Budaya didirikan di Yogyakarta, 26 September 1982. Semula menempati bekas Toko Buku Gramedia di Jalan Jenderal Sudirman, kemudian tahun 1993 bergeser ke rumah klasik bergaya Indies di Jalan Suroto, Kota Baru. Tahun 1986, berdiri Bentara Budaya di Palmerah, Jakarta. Markasnya berupa rumah kayu jati bergaya Joglo Pencu dari Kudus, Jawa Tengah, yang dilengkapi bangunan modern rancangan arsitek Romo Mangunwijaya.
Tahun 2009, Bentara mengelola Balai Soedjatmoko di Kota Solo, Jawa Tengah. Pada tahun yang sama, dibangun Bentara Budaya di Bali. Sejak 2019, jelang pandemi Covid-19, aktivitas Bentara lebih banyak berlangsung di Jakarta dan Yogyakarta.
Selain memanggungkan beragam ekspresi seni dari Nusantara dan mancanegara, Bentara rutin memamerkan ribuan benda seni koleksi pendiri Kompas Gramedia (Jakob Oetama dan PK Ojong) serta tanda mata dari banyak seniman. Koleksi yang terkumpul sejak tahun 1970-an itu, antara lain berupa lukisan, drawing, grafis, patung, keramik, wayang, dan kerajinan.
Memasuki usia ke-41 tahun pada 2023, Bentara mengembangkan Art Gallery di Menara Kompas yang dilengkapi fasilitas modern. Ini ekstensa untuk memamerkan koleksi seni Bentara serta kreasi seniman lintas generasi dari dalam dan luar negeri.
Desain Gallery terinspirasi dari pohon badam (Prunus amygdalus) dengan cabang-cabang diagonal yang rancak. Lampu membran bulat pada bagian tengah mengacu bentuk matahari, simbol semangat. Kemajuan Bentara patut disyukuri sebagai penyelenggaraan Ilahi (Providentia Dei) dan diupayakan menjadi berkat bagi sebanyak mungkin orang.
Palmerah, 26 September 2023