“KITA BERTEMAN SUDAH LAMA”
Ekspresi 100 Seniman dan Perupa Yogyakarta Memperingati 25th Reformasi
Pembukaan Pameran: Sabtu, 20 Mei 2023, pukul 19.00 WIB
Pameran berlangsung: 21 - 25 Mei 2023, pukul 10.00 - 21.00 WIB
di Bentara Budaya Yogyakarta, Jl. Suroto No 2, Kotabaru, Yogyakarta
---
25 tahun Reformasi
KITA BERTEMAN SUDAH LAMA!
Terhitung dari bulan Mei 2023 ini, 25 tahun lalu terjadi reformasi di negeri tercinta ini. Kita tahu, reformasi telah menjungkirkan tatanan lama (yang namanya justru Orde Baru), menuju era kebebasan. Selama Orde Baru, kebebasan dibungkam, dan kita nyaris hidup dibawah rezim diktatur militer di bawah Suharto. Banyaklah kenangan pahit tentang era otoriter itu. Pers dibungkam, Pemilu dijadikan artifisial, dan wakil rakyat hanyalah boneka yang tinggal manthuk-manthuk saja, tunduk pada maunya penguasa. Demokrasi sungguh tenggelam.
Reformasi datang memecahkan itu semua. Kita hidup dalam zaman demokrasi dengan kebebasannya yang nyaris mutlak. Tapi impian rakyat tentang hidup baru ternyata ambyar. Korupsi di mana-mana. Pejabat tertangkap KPK sudah jadi berita harian. Kebebasan malah memberi suasana ancam mengancam. Lahirlah politik identitas, populisme, radikalisme dan fundamentalisme, yang juga bisa menjadi “mainan politik”, bahkan dengan “menjadikan agama sebagai komoditinya”.
Era ini seakan melupakan, betapa mahal harga reformasi. Kita seakan lupa akan sekian banyak mahasiswa dan rakyat yang menjadi korban. Bahkan meletusnya reformasi juga disertai dengan kerusuhan Mei, yang menyasar kelompok etnis tertentu menjadi korban kekerasan.
Betapa pun masih jauh dari ideal, sejarah reformasi tetap bisa menggugah harapan. Atau justru karena masih jauh dari ideal itu, cita-cita reformasi harus terus dihidupi dan dikenang. Itulah kiranya alasan yang mendorong para seniman untuk mengeskpresikan kreativitasnya di Bentara Budaya Yogyakarta ini. Seratusan seniman dengan antusias ikut merayakan peringatan 25 reformasi ini. Bukan hanya dari kalangan seni rupa, tapi juga dari kalangan seni pertunjukan dan seni musik. Baik yang senior maupun yunior bersama-sama meramaikan acara ini.
Sebuah antusiasme yang luar biasa. Itulah tanda bahwa jiwa reformasi masih sungguh menyala di kalangan seni dan kebudayaan. Reformasi telah menghadiahkan anugerah luar biasa kepada bangsa Indonesia. Dan hadiah itu adalah anugerah kebebasan, yang betapa pun masih boleh kita nikmati sampai sekarang. Kita bertekad, kebebasan itu tak boleh hilang, dan tak boleh direbut siapa pun. Maka betapa pun masih jauh dari ideal, reformasi harus terus kita perjuangkan. Dan senjata perjuangan itu adalah kebebasan yang telah dianugerahkan kepada kita oleh reformasi.
Karena reformasi, siapa pun harus memperjuangkan kebebasan. Sayang di banyak bidang, kebebasan itu macet. Di tengah kemacetan ini, perjuangan dan partisipasi seniman sangat dibutuhkan. Sebab, kebebasan adalah kodrat seni dan seniman. Bukanlah seni, dan bukan pula seniman, bila ia tidak bisa bertindak dengan kebebasan. Justru dengan kebebasan itu para seniman bisa mengingatkan, agar masyarakat, juga politik, jangan berhenti dalam memperjuangkan kebebasan.
Pesta seni seratusan seniman Yogyakarta adalah sebentuk upaya untuk merayakan kebebasan, anugerah reformasi 25 tahun lalu. Dari pengalaman terbukti, kebebasan akan menjadi liar dan sewenang-wenang, tanpa persaudaraan dan persahabatan. Kebebasan akan membuahkan otoriterisme bila melupakan persaudaraan dan persahabatan. Sayangnya, kecelakaan itu diam-diam sedang terjadi di negeri ini. Atas nama kebebasan, otoriterisme diam-diam menysusup, justru untuk meniadakan kebebasan, entah lewat birokrasi, entah lewat agama, entah lewat media sosial, entah lewat pendidikan. Halus dan canggih menyusupnya, tapi pengaruh otoriterismenya sangat terasa.
Seni dan seniman kiranya perlu berupaya untuk mencegah jangan sampai kecelakaan kebebasan itu terus terjadi dan merebak. Maka 25 peringatan reformasi mereka rayakan dengan mengingatkan kita semua akan pentingnya persahabatan, dasar dan pengandaian yang bisa menjadi fundamen bagi kebebasan yang kokoh, kreatif dan toleran. Itulah kiranya latar belakang mengapa pesta seratusan seniman ini mengikatkan dirinya pada sebuah tema yang indah: Kita berteman sudah lama!
Ekspresi seni pertunjukan dan pameran mereka berupa-rupa, sesuai dengan kebebasan mereka. Tapi di balik semuanya ini mereka telah berproses, berpikir bersama, bekerja bersama, dan berprihatin bersama, untuk muwujudkan niat, bahwa kebebasan akan berantakan jika kita tidak diikat dalam tali persaudaraan dan dengan jalinan persahabatan yang filosofinya adalah KITA BERTEMAN SUDAH LAMA!
Yogyakarta, 20 Mei 2023
Pada Peringatan 25 tahun Reformasi di Bentara Budaya, Yogyakarta
Sindhunata (Kurator Bentara Budaya)