Melihat kembali kartunis jaman lampau membawa kebahagian yang sulit dilukiskan, bahwa pada jamannya sudah berfikir untuk kreatif dalam mengolah rasa dengan trik-trik lucu yang mengundang senyum dan tawa. Si 𝘼 𝙋𝙞𝙖𝙤 dan sepuluh karya lukis Erica merespon Si 𝘼 𝙋𝙞𝙖𝙤 akan dihadirkan di ruang pamer Bentara Budaya Yogyakarta. Si 𝘼 𝙋𝙞𝙖𝙤 menjadi pilihan karena kartun-kartunnya tanpa kata-kata tapi mampu membunyikan seribu bahasa tawa dimana saja. Si 𝘼 𝙋𝙞𝙖𝙤 adalah tokoh cilik yang berjasa di zamannya. Menikmati gambar-gambarnya menumbuhkan kenangan masa yang tak bisa dipungkiri kesederhanaannya mampu mempertahankan senyum siapa saja dari masa ke masa. Si 𝘼 𝙋𝙞𝙖𝙤 membuat Erica mengingat kembali cita-citanya melukiskan kisah 100 anak. Dalam versi Tionghoa menjadi lukisan melegenda dan konon mampu menumbuhkan sugesti rezeki yang banyak dan cepat mempunyai momongan atau keturunan. Demikian Si 𝘼 𝙋𝙞𝙖𝙤 tumbuh dan besar dengan harapan bisa menjadi akar yang terus mengikat keragaman dalam mengolah cara memandang dunia dengan kisah jenaka.